Sabtu, 04 Mei 2013

ASKEP INFEKSI POSPARTUM

No
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan KH 
Interveni
Rasional
1.
Risiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan yang trauma, vaskularisasi tinggi pada area yang sakit ditandai dengan:
DS :
·      Klien mengatakan membersihkan perinium dari belakang ke depan
·      Klien mengatakan nyeri abdomen bawah
·      Klien mengatakan ketuban pecah lama
DO :
·      S : 38,90C
·      TD : 100/60 mmHg
·      N : 94x/menit
·      P : 28x/menit
·      Klien tampak menggigil
·      Lokea sedikit berbau dan banyak
·      Warna ketuban agak kehijauan
Tujuan:
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, penyebaran infeksi tidak terjadi  

KH :
·      Klien dapat membersihkan perineum dari depan ke belakang
·      Nyeri (-)
·      Menggigil (-)
·      Lokea tidak berbau
·      S : 370C
·      TD : 110/80 mmHg
·      N : 80x/menit
·      P : 18x/menit
Mandiri:
1.    Tinjau ulang catatan pranatal, intrapartum, dan pascapartum



2.    Pertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien, dan pengunjung
3.    Berikan dan instruksikan klien dalam hal pembuangan linen terkontaminasi, balutan, chux, dan pembalut dengan tepat
4.    Demonstrasikan/anjurkan pembersihan perinium yang benar setelah berkemih dan defekasi, dan sering mengganti pembalut



5.    Pantau suhu, nadi dan pernafasan. Perhatikan adanya menggigil atau laporkan anoreksia atau malaise


6.      Observasi/catat tanda infeksi lain



7.      Anjurkan posisi semi fowler



8.      Anjurkan bahwa ibu menyusui secara periodik memeriksa mulut bayi terhadap adanya bercak putih

Kolaborasi :
1.      Anjurkan penggunaan pemanasan yang lembab dalam bentuk rendam duduk dan untuk pemanasan yang kering dengan menyinari perineal selama 15 menit, 2-4 kali sehari
2.      Demonstrasikan penggunaan krim antibiotik perineum sesuai kebutuhan

3.      Pantau pemeriksaan laboratorium, sesuai indikasi :
-       Kultur/sensitivitas

4.      Berikan obat-obatan sesuai indikasi :
-      Antibiotik





-      Oksitosik

Mandiri:
1.   Mengidentifikasi faktor-faktor yang menempatkan klien pada kategori risiko tinggi penyebaran infeksi pascapartum
2.   Membantu mencegah kontaminasi silang


3.   Mencegah penyebaran infeksi



4.    Pembersihan melepaskan kontaminan urinarius/fekal. Penggantian pembalut menghilangkan media lembab yang menguntungkan pertumbuhan bakteri
5.     Peningkatan tanda vital menyertai infeksi; fluktuasi, atau perubahan gejala, menunjukkan perubahan pada kondisi klien
6.    Memungkinkan identifikasi awal dan tindakan; meningkatkan resolusi infeksi
7.    Meningkatkan aliran lokea dan drainase uterus/pelvis
8.    Sariawan oral pada bayi baru lahir adalah efek samping umum dari terapi antibiotik ibu




Kolaborasi :
1.    Air meningkatkan pembersihan. Panas mendilatasi pembuluh darah perineum, meningkatkan aliran darah lokal dan meningkatkan pemulihan

2.    Membasmi organisme infeksius lokal, menurunkan risiko penyebaran infeksi
3.    Mengidentifikasi proses infeksius, organisme penyebab, dan agen antimikroba yang tepat

4.       
-       Menyerang organisme patogen, membantu mencegah penyebaran infeksi dari jaringan sekitar dan aliran darah
-       Meningkatkan kontraktilitas miometrium untuk memundurkan penyebaran infeksi bakteri melalui dinding uterus, serta membantu pengeluaran bekuan dan fragmen plasenta yang tertahan
2.
Hipertemia
Peningkatan laju metabolisme, penyakit
DS :
·      Klien mengatakan badannya terasa panas
DO:
·      S : 38,90C
·      Klien tampak menggigil
·      Klen tampak berkeringat

Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, suhu tubuh dalam rentang normal
KH :
Suhu : 36,5 – 37,50C  

1.      Kaji TTV
2.      Pantau suhu klien (derajat dan pola), perhatikan menggigil atau diaphoresis
3.      Pantau suhu lingkungan, batasi/ tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi
Kolaborasi
1.      Kolaborasi dalam pemberian antipiretik (aspirin, asetaminofen)
1.      Tanda tanda vital menunjukan perkembangan kondisi klien
2.      Suhu 38,90- 41, 10C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapat membentuk dalam diagnosis.
3.      Suhu ruangan atau jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal

Kolaborasi
1.      Pemberian antipiretik membantu dalam menurunkan suhu tubuh
3.
Nyeri (akut) berhubungan dengan respon tubuh terhadap agen tidak efektif, sifat infeksi ditandai dengan :
DS :
·      Klien mengatakan nyeri abdomen bawah
·      Klien mengatakan nyerinya hilang timbul
DO :
·      Klien tampak sering memegang perutnya
·      Skala nyeri 4
·      Lemas
·      Pucat
·      S : 38,90C
·      TD : 100/60 mmHg
·      N : 94x/menit
·      P : 28sx/menit
Tujuan:
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, nyeri dapat berkurang

KH :
·      Nyeri (-)
·      Lemas (-)
·      Pucat (-)
·      S : 370C
·      TD : 110/80 mmHg
·      N : 80x/menit
·      P : 18x/menit
Mandiri :
1.      Kaji lokasi dan sifat ketidaknyamanan atau nyeri


2.      Berikan instruksi mengenai, membantu, mempertahankan kebersihan dan kehangatan



3.      Instruksikan klien dalam melakukan teknik relaksasi; memberikan aktivitas pengalih seperti radio, televisi, atau membaca
4.      Anjurkan kesinambungan menyusui saat kondisi klien memungkinkan. Karenanya anjurkan dan instruksikan dalam pengunaan pompa payudara listrik atau manual

kolaborasi :
1.      Berikan analgesik atau antipiretik

2.      Berikan kompres panas lokal dengan menggunakan lampu pemanas atau rendam duduk sesuai indikasi

Mandiri :
1.      Membantu dalam mendiagnosa banding keterlibatan jaringan pada proses infeksi
2.      Meningkatkan kesejahteraan umum dan pemulihan. Menghilangkan ketidaknyamanan berkenaan dengan menggigil
3.      Memfokuskan kembali perhatian klien, meningkatkan perilaku yang positif dan kenyamanan
4.      Mencegah ketidaknyamanan dari pembesaran payudara; meningkatkan keadekuatan suplai ASI pada klien menyusui

Kolaborasi :
1.      Menurunkan ketidaknyamanan dari infeksi
2.      Kompres panas meningkatkan vasodilatasi, meningkatkan sirkulasi pada area yang sakit dan meningkatkan ketidaknyamanan lokal
4.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan :
DS :
·      Klien mengatakan tidak nafsu makan
·      Klien mengatakan makanannya habis setengah porsi
·      Klien mengatakan mual dan muntah
DO :
·      Pucat
·      Lemas
·      Hb : 9 g/dl
Tujuan:
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, nutrisi kembali adekuat

KH :
·      Klien mengatakan makanan habis 1 porsi
·      Klien mengatakan nafsu makan bertambah
·      Mual (-)
·      Muntah (-)
·      Hb : 11 g/dl
Mandiri :
1.      Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi, dan vitamin C bila masukan oral dibatasi





2.      Tingkatkan masukan sedikitnya 2000ml/hari jus, sup, dan cairan nutrisi lain





3.      Anjurkan tidur/istirahat adekuat




Kolaborasi :
1.      Berikan cairan/nutrisi parenteral, sesuai indikasi





2.      Berikan preparat zat besi dan/atau vitamin, sesuai indikasi
Mandiri :
1.      Protein membantu meningkatkan pemulihan dan regenerasi jaringan baru. Zat besi perlu untuk sintesis Hb. Vitamin C memudahkan absorpsi zat besi dan perlu untuk sintesis dinding sel
2.      Memberikan kalori dan nutrien lain untuk memenuhi kebutuhan metabolik serta menggantikan kehilangan cairan, karenanya meningkatkan volume cairan sirkulasi
3.       Menurunkan laju metabolisme, memungkinkan nutrien dan oksigen untuk digunakan dalam proses pemulihan
Kolaborasi :
1.      Mungkin perlu untuk mengatasi dehidrasi, menggantikan kehilangan cairan, dan memberikan nutrien yang perlu bila masukan oral dibarasi
2.      Bermanfaat dalam memperbaiki anemia atau defisiensi bila ada
5
Ketidakmampuan menjadi orang tua berhubungan dengan  DS :
·      Klien mengatakan tidak bisa melihat bayinya setiap saat
·      Klien mengatakan tidak bisa merawat bayinya karena sakit
·      Klien mengatakan memberikan ASI melalui botol/dot
DO :
·      Lemas
Sedih
Tujuan :
Setelah dilakukan Intervensi selama 3 x 24 jam klien mampu menunjukkan kenyamanan peran sebagai orang tua
KH :
·         Menunjukan tanggung jawab untuk perawatan fisik dan emosional terhadap bayi baru lahir , n
·         Mengekspresikkan kenyamann denagn peran menjadi orang tua
1.    Berikkan kesempatan untuk kontak ibu-bayi kapan saja memungkinkan. Tempatkan gambar bayi di samping tempat tidur klien, khususnya bila kebijakkna rumah sakit memerlukan pemisahan bayi dari ibu selama periode demam.
2.    Pantau respon emosi klien terhadap penyakit dan pemisahan dari bayi, seperti depresi dan marah
3.    Anjurkan klien untuk menyusui bayi bila mungkin dan meningkatkan partisispasinnya dalam perawatan bayi saat infeksi teratasi.
4.    Observasi interaksi ibu-bayi
5.    Buat rencana untuk tindak lanjut evaluasi yang tepat terhadap interaksi/ respons ibu-bayi.

1.    Memfasilitasi kedekatan, mencegah klien terlibat ke dalam preokupasi-diri terhadap pemisahannya dari bayi
2.    Harapan normal adalah periode pascapartum tidak terkomplikasi dengan unit keluarga ynag utuh.
3.    Keberhasilan dalam menyelesaikkan tugas-tugas perawatan bayi meningkatkan pandanagna dan kedekatan klien dengan bayi.
4.    Memeberikkan  informasi mengenai status proses perhatian dan kebutuhan-kebutuhan klien.
5.    Memberikkan sumber dan dukungan untuk klien, bermanfaat daalm mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan klien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar