Minggu, 26 Mei 2013

ASKEP BEURGER

A. pengertian 
Penyakit Buerger merupakan suatu peradangan pada pembuluh darah arteri dan vena serta saraf pada tungkai yang menyebabkan gangguan aliran darah. Jika tidak diobati dapat menyebabkan gangren pada daerah yang dipengaruhinya. Penyakit Buerger dikenal juga sebagai tromboangitis obliteran.
Penyakit buerger (tromboangitis obliterans) adalah penyumbatan pada arteri dan vena yang  berukuran kecil sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok.  Pria perokok sigaret berusia 20-40 tahun lebih banyak yang menderita penyakit buerger dibandingkan dengan siapapun. sekitar 5% penderita adalah wanita.
B. etiologi
Dari hasil berbagai penelitian yang dilakukan sebagai upaya mencari etiologi penyakit Buerger, dapat disimpulkan adanya 4 faktor yang mungkin turut mendasari timbulnya penyakit Buerger, yaitu:
1.      Konsumsi tembakau
Konsumsi tembakau yang berkelanjutan, terutama dalam bentuk rokok, merupakan faktor resiko utama bagi kelanjutan, perkembangan, dan kekambuhan penyakit ini. Akan timbul kekambuhan bila penderita mengulangi kebiasaan merokok dan dalam jangka panjang akan terlihat penyembuhan lesi iskemik bila kebiasaan merokok dihentikan. Kotinin yang merupakan metabolit utama nikotin kebanyakan diekskresikan melalui urin dengan waktu paruh 20-30 jam. Disimpulkan bahwa keluhan dan lesi akibat iskemia tidak pernah berulang secara bermakna pada penderita penyakit Buerger dengan kadar kotinin yang rendah.
2.      Kaitan imunogenik
Pada penderita penyakit Buerger dijumpai peningkatan sensitivitas seluler terhadap kolagen tipe I dan III. Kolagen tipe I dan III merupakan unsur pokok pembangunan dinding arteri. Penderita penyakit Buerger menunjukkan adanya peningkatan titer antibodi terhadap sel antiendotel (aantiendothelial cell antibody) secara bermakna.
3.      Penurunan kemampuan vasodilatasi endotelium-dependen
Kemampuan vasodilatasi endotelium-dependen pada jaringan pembuluh perifer penderita penyakit Buerger sangat menurun.
4.      Hiperhomosisteinemia.
Hiperhomosis-teinemia telah diterima secara luas sebagai salah satu faktor risiko penting yang mengawali terjadinya penyakit aterosklerosis oklusif dan deep-vein trhombosis (DVT). Ada beberapa mekanisme patofisiologis yang mengaitkan hiperhomosisteinemia dengan penyakit Buerger. Studi in-vitro menunjukkan bahwa homosistein dapat membatasi bioavailibilitas nitric oxide, menurunkan kemampuan vasodilatasi endotelium-dependen, merangsang proliferasi sel-sel otot polos, dan mengubah elastisitet dinding pembuluh darah.
C. komplikasi
1.      Amputasi
2.      Gangrene (kematian jaringan)
3.      Kehilangan sirkulasi luar ekstremitas yang terkena ketika ke kontak profesional medis
D. askep


Diagnosa
Tujuan dan KH
Intervensi
Rasional
Kerusakan perfusi jaringan b.d obstruksi pembuluh darah
Tujuan
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam kerusakan perfusi jaringan dapat teratasi
KH
·    Adanya nadi perifer
·    Warna kulit dan suhu normal
·    Adanya peningkatan perilaku/ tindakan yang meningkatkan sirkulasi
Mandiri
§ Observasi ekstremitas untuk warna kulit dan perubahan suhu, laporkan kemajuan proses inflamasi dan penyebaran nyeri
§  
§ Evaluasi sesasi bagian yang sakit, contoh tajam/ dangkal, panas/ dingin
§  
§ Lindungi dari cedera. Contoh hindari dari aktivitas menggunakan alat tajam, memerlukan fungsi motor halus, atau melibatkan panas/dingin (minum kopi/mengetes air mandi)
§ Lihat dan kaji kulit untuk ulserasi, lesi, area gangrene




§ Lakukan latihan aktif atau pasif diatas tempat tidur, bantu melakukan ambulansi bertahap, contoh melakukan jalan 10 menit/jam

§ Dorong nutrisi dan vitamin yang tepat

Kolaborasi
§ Berikan obat sesuai indikasi
Vasodilator, contoh siklandelat (Cyclospamol), tolazolin (priscolin), antihipertensi, contoh metildopa, reserpin, fenoksbenzamin, prazosin

Penyekat saluran kalsium, contoh verapamil (calan)
§ Ambil contoh drainase lesi untuk kultur dan sensitivitas


§  Kemerahan, panas, nyeri dan edema lokal adalah karakteristik inflamasi superpasial. Pucat dan dingin pada ektremitas karakteristik TVD
§  Sensasi sering menurun selama serangan atau kronis pada penyakit tahap lanjut
§  Kurangnya kesadaran bahwa sensasi menurun dapat menimbulkan situasi dimana bagian yang sakit terganggu


§  Lesi dapat terjadi dari ukuran jarum peniti sampai melibatkan seluruh ujung jari dan dapat mengakibatkan infeksi/kerusakan/ kehilangan jaringan yang serius

§  Untuk meningkatkan aliran balik vena dari ekstremitas yang lebih rendah dan menurunkan statis vena

§  Keseimbangan diet yang baik meliputi protein dan hidrasi adekuat, perlu untuk penyembuhan danregenerasi jaringan




§  Efek samping/mekanisme bervariasi, cenderung mengakibatkan penurunan vasokontriksi, relaksasi vasospasme, dan aliran darah/ tekanan nadi yang menyepit
§  Obat ini digunakan terutma pada orang dengan penyakit berat atau bila terjadi tanda kerusakan jaringan
§  Lesi dapat menjadi infeksi sekunder, kerusakan jaringan berlanjut dan mencegah penyembuhan
Nyeri b.d gangguan perfusi jaringan yang sakit
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam nyeri dapat berkurang

KH
§ Skala nyeri berkurang
§ Menunjukan tindakan rileks, mampu tidur/istirahat dan meningkatkan aktivitas yang diinginkan
Mandiri
§ Catat karakteristik nyeri dan parestesia




§ Diskusikan dengan pasien begaimana dan mengapa nyeri ditimbulkan



§ Bantu pasien mengidentifikasikan faktor pencetus atau situasi. Contoh merokok, terpajan pada dingin dan penangananya
§ Dorong penggunaan teknik menajemen strees, aktivitas hiburan





§ Rendam area yang sakit pada air hangat



§ Berikan ruangan hangat, bebas aliaran udara contoh ventilasi, pendingin ruangan, pertahankan pintu tertutup sesuai indikasi
§ Pantau efek obat dan tindakan








Kolaborasi
§ Berikan obat sesuai indikasi




§ Siapkan intervensi bedah bila diindikasikan


§  Perubahan berat/lamanya dapat mengindikasikan kemajuan proses penyakit/terjadinya komplikasi
§  Pengetahuan timbulnya meknisme nyeri memungkinkan pasien melakukan intervensi efektif untuk meminimalkan kekambuhan
§  Vasokontriksi dibatasi karena menyebabkan kerusakan jaringan dan gangrene



§  Meningkatkan relaksasi/ focus perhatian untuk membantu pemutusan stress/cemas/siklus stress, yang memperburuk respons vasokontriksi dan peningkatan nyeri
§  Metode ini menghangatkan vasodilatasi, menghentikan vasospasme
§  Menghilangkan factor lingkungan yang mencetuskan serangan




§  Respon individu terhadap terapi mungkin tak adekuat untuk mengontrol penyakit atau dapat menghasilkan efek samping, mengindikasikan perunya perubahan program

§  Penggunaan vasodilator/antihieprtensi dapat menghilangkan vasopspasme dan menurunkan nyeri
§  Simpatektomi kadang-kadamg dilakukan bila hilangnya gejala berat tidak didapat dengan metode lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar