Penyakit
Buerger merupakan suatu peradangan pada pembuluh darah arteri dan vena serta saraf pada tungkai yang
menyebabkan gangguan aliran darah. Jika tidak diobati dapat menyebabkan gangren
pada daerah yang dipengaruhinya. Penyakit Buerger dikenal juga sebagai
tromboangitis obliteran.
Penyakit
buerger (tromboangitis obliterans) adalah penyumbatan pada arteri
dan vena yang berukuran kecil
sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok. Pria perokok sigaret berusia 20-40 tahun
lebih banyak yang menderita penyakit buerger dibandingkan dengan siapapun.
sekitar 5% penderita adalah wanita.
B. etiologi
Dari hasil berbagai penelitian yang dilakukan sebagai
upaya mencari etiologi penyakit Buerger, dapat disimpulkan adanya 4 faktor yang
mungkin turut mendasari timbulnya penyakit Buerger, yaitu:
1.
Konsumsi tembakau
Konsumsi
tembakau yang berkelanjutan, terutama dalam bentuk rokok, merupakan faktor
resiko utama bagi kelanjutan, perkembangan, dan kekambuhan penyakit ini. Akan
timbul kekambuhan bila penderita mengulangi kebiasaan merokok dan dalam jangka
panjang akan terlihat penyembuhan lesi iskemik bila kebiasaan merokok
dihentikan. Kotinin yang merupakan metabolit utama nikotin kebanyakan
diekskresikan melalui urin dengan waktu paruh 20-30 jam. Disimpulkan bahwa
keluhan dan lesi akibat iskemia tidak pernah berulang secara bermakna pada
penderita penyakit Buerger dengan kadar kotinin yang rendah.
2.
Kaitan imunogenik
Pada penderita
penyakit Buerger dijumpai peningkatan sensitivitas seluler terhadap kolagen
tipe I dan III. Kolagen tipe I dan III merupakan unsur pokok pembangunan
dinding arteri. Penderita penyakit Buerger menunjukkan adanya
peningkatan titer antibodi terhadap sel antiendotel (aantiendothelial cell
antibody) secara bermakna.
3.
Penurunan kemampuan vasodilatasi endotelium-dependen
Kemampuan
vasodilatasi endotelium-dependen pada jaringan pembuluh perifer penderita
penyakit Buerger sangat menurun.
4.
Hiperhomosisteinemia.
Hiperhomosis-teinemia telah diterima secara luas
sebagai salah satu faktor risiko penting yang mengawali terjadinya penyakit
aterosklerosis oklusif dan deep-vein trhombosis (DVT). Ada beberapa mekanisme
patofisiologis yang mengaitkan hiperhomosisteinemia dengan penyakit Buerger.
Studi in-vitro menunjukkan bahwa homosistein dapat membatasi bioavailibilitas
nitric oxide, menurunkan kemampuan vasodilatasi endotelium-dependen, merangsang
proliferasi sel-sel otot polos, dan mengubah elastisitet dinding pembuluh
darah.
C. komplikasi
1.
Amputasi
2. Gangrene (kematian jaringan)
3.
Kehilangan
sirkulasi luar ekstremitas yang terkena ketika ke kontak profesional medis
D. askep
Diagnosa
|
Tujuan dan KH
|
Intervensi
|
Rasional
|
Kerusakan
perfusi jaringan b.d obstruksi pembuluh darah
|
Tujuan
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam
kerusakan perfusi jaringan dapat teratasi
KH
· Adanya nadi perifer
· Warna kulit dan suhu
normal
· Adanya peningkatan perilaku/ tindakan yang meningkatkan sirkulasi
|
Mandiri
§ Observasi ekstremitas untuk warna kulit dan perubahan suhu, laporkan kemajuan
proses inflamasi dan penyebaran nyeri
§
§ Evaluasi sesasi bagian
yang sakit, contoh tajam/ dangkal, panas/ dingin
§
§ Lindungi dari cedera.
Contoh hindari dari aktivitas menggunakan alat tajam, memerlukan fungsi motor
halus, atau melibatkan panas/dingin (minum kopi/mengetes air mandi)
§ Lihat dan kaji kulit
untuk ulserasi, lesi, area gangrene
§ Lakukan latihan aktif atau pasif diatas tempat
tidur, bantu melakukan ambulansi bertahap, contoh melakukan jalan 10
menit/jam
§ Dorong nutrisi dan
vitamin yang tepat
Kolaborasi
§ Berikan obat sesuai indikasi
Vasodilator, contoh
siklandelat (Cyclospamol), tolazolin (priscolin), antihipertensi, contoh
metildopa, reserpin, fenoksbenzamin, prazosin
Penyekat saluran
kalsium, contoh verapamil (calan)
§ Ambil contoh drainase
lesi untuk kultur dan sensitivitas
|
§ Kemerahan, panas, nyeri dan edema lokal adalah
karakteristik inflamasi superpasial. Pucat dan dingin pada ektremitas
karakteristik TVD
§ Sensasi sering menurun
selama serangan atau kronis pada penyakit tahap lanjut
§ Kurangnya kesadaran
bahwa sensasi menurun dapat menimbulkan situasi dimana bagian yang sakit
terganggu
§ Lesi dapat terjadi dari ukuran jarum peniti
sampai melibatkan seluruh ujung jari dan dapat mengakibatkan
infeksi/kerusakan/ kehilangan jaringan yang serius
§ Untuk
meningkatkan aliran balik vena dari ekstremitas yang lebih rendah dan
menurunkan statis vena
§ Keseimbangan diet yang
baik meliputi protein dan hidrasi adekuat, perlu untuk penyembuhan danregenerasi
jaringan
§ Efek samping/mekanisme
bervariasi, cenderung mengakibatkan penurunan vasokontriksi, relaksasi
vasospasme, dan aliran darah/ tekanan nadi yang menyepit
§ Obat ini digunakan
terutma pada orang dengan penyakit berat atau bila terjadi tanda kerusakan
jaringan
§ Lesi dapat menjadi
infeksi sekunder, kerusakan jaringan berlanjut dan mencegah penyembuhan
|
Nyeri b.d gangguan perfusi jaringan
yang sakit
|
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
3x24 jam nyeri dapat berkurang
KH
§ Skala nyeri
berkurang
§ Menunjukan
tindakan rileks, mampu tidur/istirahat dan meningkatkan aktivitas yang
diinginkan
|
Mandiri
§ Catat karakteristik nyeri
dan parestesia
§ Diskusikan dengan pasien
begaimana dan mengapa nyeri ditimbulkan
§ Bantu pasien
mengidentifikasikan faktor pencetus atau situasi. Contoh merokok, terpajan
pada dingin dan penangananya
§ Dorong penggunaan teknik
menajemen strees, aktivitas hiburan
§ Rendam area yang sakit
pada air hangat
§ Berikan ruangan hangat,
bebas aliaran udara contoh ventilasi, pendingin ruangan, pertahankan pintu
tertutup sesuai indikasi
§ Pantau efek obat dan
tindakan
Kolaborasi
§ Berikan obat sesuai
indikasi
§ Siapkan intervensi bedah
bila diindikasikan
|
§ Perubahan berat/lamanya
dapat mengindikasikan kemajuan proses penyakit/terjadinya komplikasi
§ Pengetahuan timbulnya
meknisme nyeri memungkinkan pasien melakukan intervensi efektif untuk
meminimalkan kekambuhan
§ Vasokontriksi dibatasi
karena menyebabkan kerusakan jaringan dan gangrene
§ Meningkatkan relaksasi/
focus perhatian untuk membantu pemutusan stress/cemas/siklus stress, yang
memperburuk respons vasokontriksi dan peningkatan nyeri
§ Metode ini menghangatkan vasodilatasi,
menghentikan vasospasme
§ Menghilangkan factor
lingkungan yang mencetuskan serangan
§ Respon individu terhadap
terapi mungkin tak adekuat untuk mengontrol penyakit atau dapat menghasilkan
efek samping, mengindikasikan perunya perubahan program
§ Penggunaan
vasodilator/antihieprtensi dapat menghilangkan vasopspasme dan menurunkan
nyeri
§ Simpatektomi kadang-kadamg
dilakukan bila hilangnya gejala berat tidak didapat dengan metode lain
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar