Kamis, 30 Mei 2013
MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT
kesehatan gigi dan mulut adalah gerbang kesehatan tubuh anda. cara menjaga kesehatan dan kecantikan gigi anda
1. Jangan pernah takut ke dokter gigi
beberapa orang merasa ngeri untuk ke dokter gigi, mereka membayangkan peralatan diruangan dokter gigi yang sangat menyeramkan. padahal dengan konsultasi masalah gigi anda, anda akan mendapatkan tips-tips yang bisa membuat gigi anda sehat.
2. Flossing lah sebelum menyikat gigi
flossing akan menghilangkan sisa-sisa makanan di sela gigi sehingga membantu penyikatan gigi lebih efektif. menyikat gigi sebaiknya dengan lembut dan sudut 45 derajat.
3. Ganti secara rutin sikat gigi anda
gantilah sikat anda secara rutin maksimal 3 bulan sekali. penggunaan sikat gigi yang terlalu lama dikhawatirkan terdapat kuman yang enempel di bulu sikat sehingga akan menyebabkan kerusakan gigi anda.
4. Perhatikan makanan
beberapa makanan dapat meninggalkan noda di gigi, tetapi ada beberapa makanan yang di klaim dapat memutihkan gigi misalnya strawbery. ada spekulasi bahwa strawbery mempunyai pemutih gigi alami sehingga dapat mencerahkan gigi anda.
5. Jaga kesehatan lidah
agar napas tetap terjaga sikatlah lidah setiap anda menyikat gigi. lidah merupakan salah satu tempat bakteri yang dapat menyebabkan napas tak sedap.
Minggu, 26 Mei 2013
ASKEP BEURGER
A. pengertian
Penyakit
Buerger merupakan suatu peradangan pada pembuluh darah arteri dan vena serta saraf pada tungkai yang
menyebabkan gangguan aliran darah. Jika tidak diobati dapat menyebabkan gangren
pada daerah yang dipengaruhinya. Penyakit Buerger dikenal juga sebagai
tromboangitis obliteran.
Penyakit
buerger (tromboangitis obliterans) adalah penyumbatan pada arteri
dan vena yang berukuran kecil
sampai sedang, akibat peradangan yang dipicu oleh merokok. Pria perokok sigaret berusia 20-40 tahun
lebih banyak yang menderita penyakit buerger dibandingkan dengan siapapun.
sekitar 5% penderita adalah wanita.
B. etiologi
Dari hasil berbagai penelitian yang dilakukan sebagai
upaya mencari etiologi penyakit Buerger, dapat disimpulkan adanya 4 faktor yang
mungkin turut mendasari timbulnya penyakit Buerger, yaitu:
1.
Konsumsi tembakau
Konsumsi
tembakau yang berkelanjutan, terutama dalam bentuk rokok, merupakan faktor
resiko utama bagi kelanjutan, perkembangan, dan kekambuhan penyakit ini. Akan
timbul kekambuhan bila penderita mengulangi kebiasaan merokok dan dalam jangka
panjang akan terlihat penyembuhan lesi iskemik bila kebiasaan merokok
dihentikan. Kotinin yang merupakan metabolit utama nikotin kebanyakan
diekskresikan melalui urin dengan waktu paruh 20-30 jam. Disimpulkan bahwa
keluhan dan lesi akibat iskemia tidak pernah berulang secara bermakna pada
penderita penyakit Buerger dengan kadar kotinin yang rendah.
2.
Kaitan imunogenik
Pada penderita
penyakit Buerger dijumpai peningkatan sensitivitas seluler terhadap kolagen
tipe I dan III. Kolagen tipe I dan III merupakan unsur pokok pembangunan
dinding arteri. Penderita penyakit Buerger menunjukkan adanya
peningkatan titer antibodi terhadap sel antiendotel (aantiendothelial cell
antibody) secara bermakna.
3.
Penurunan kemampuan vasodilatasi endotelium-dependen
Kemampuan
vasodilatasi endotelium-dependen pada jaringan pembuluh perifer penderita
penyakit Buerger sangat menurun.
4.
Hiperhomosisteinemia.
Hiperhomosis-teinemia telah diterima secara luas
sebagai salah satu faktor risiko penting yang mengawali terjadinya penyakit
aterosklerosis oklusif dan deep-vein trhombosis (DVT). Ada beberapa mekanisme
patofisiologis yang mengaitkan hiperhomosisteinemia dengan penyakit Buerger.
Studi in-vitro menunjukkan bahwa homosistein dapat membatasi bioavailibilitas
nitric oxide, menurunkan kemampuan vasodilatasi endotelium-dependen, merangsang
proliferasi sel-sel otot polos, dan mengubah elastisitet dinding pembuluh
darah.
C. komplikasi
1.
Amputasi
2. Gangrene (kematian jaringan)
3.
Kehilangan
sirkulasi luar ekstremitas yang terkena ketika ke kontak profesional medis
D. askep
Diagnosa
|
Tujuan dan KH
|
Intervensi
|
Rasional
|
Kerusakan
perfusi jaringan b.d obstruksi pembuluh darah
|
Tujuan
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam
kerusakan perfusi jaringan dapat teratasi
KH
· Adanya nadi perifer
· Warna kulit dan suhu
normal
· Adanya peningkatan perilaku/ tindakan yang meningkatkan sirkulasi
|
Mandiri
§ Observasi ekstremitas untuk warna kulit dan perubahan suhu, laporkan kemajuan
proses inflamasi dan penyebaran nyeri
§
§ Evaluasi sesasi bagian
yang sakit, contoh tajam/ dangkal, panas/ dingin
§
§ Lindungi dari cedera.
Contoh hindari dari aktivitas menggunakan alat tajam, memerlukan fungsi motor
halus, atau melibatkan panas/dingin (minum kopi/mengetes air mandi)
§ Lihat dan kaji kulit
untuk ulserasi, lesi, area gangrene
§ Lakukan latihan aktif atau pasif diatas tempat
tidur, bantu melakukan ambulansi bertahap, contoh melakukan jalan 10
menit/jam
§ Dorong nutrisi dan
vitamin yang tepat
Kolaborasi
§ Berikan obat sesuai indikasi
Vasodilator, contoh
siklandelat (Cyclospamol), tolazolin (priscolin), antihipertensi, contoh
metildopa, reserpin, fenoksbenzamin, prazosin
Penyekat saluran
kalsium, contoh verapamil (calan)
§ Ambil contoh drainase
lesi untuk kultur dan sensitivitas
|
§ Kemerahan, panas, nyeri dan edema lokal adalah
karakteristik inflamasi superpasial. Pucat dan dingin pada ektremitas
karakteristik TVD
§ Sensasi sering menurun
selama serangan atau kronis pada penyakit tahap lanjut
§ Kurangnya kesadaran
bahwa sensasi menurun dapat menimbulkan situasi dimana bagian yang sakit
terganggu
§ Lesi dapat terjadi dari ukuran jarum peniti
sampai melibatkan seluruh ujung jari dan dapat mengakibatkan
infeksi/kerusakan/ kehilangan jaringan yang serius
§ Untuk
meningkatkan aliran balik vena dari ekstremitas yang lebih rendah dan
menurunkan statis vena
§ Keseimbangan diet yang
baik meliputi protein dan hidrasi adekuat, perlu untuk penyembuhan danregenerasi
jaringan
§ Efek samping/mekanisme
bervariasi, cenderung mengakibatkan penurunan vasokontriksi, relaksasi
vasospasme, dan aliran darah/ tekanan nadi yang menyepit
§ Obat ini digunakan
terutma pada orang dengan penyakit berat atau bila terjadi tanda kerusakan
jaringan
§ Lesi dapat menjadi
infeksi sekunder, kerusakan jaringan berlanjut dan mencegah penyembuhan
|
Nyeri b.d gangguan perfusi jaringan
yang sakit
|
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
3x24 jam nyeri dapat berkurang
KH
§ Skala nyeri
berkurang
§ Menunjukan
tindakan rileks, mampu tidur/istirahat dan meningkatkan aktivitas yang
diinginkan
|
Mandiri
§ Catat karakteristik nyeri
dan parestesia
§ Diskusikan dengan pasien
begaimana dan mengapa nyeri ditimbulkan
§ Bantu pasien
mengidentifikasikan faktor pencetus atau situasi. Contoh merokok, terpajan
pada dingin dan penangananya
§ Dorong penggunaan teknik
menajemen strees, aktivitas hiburan
§ Rendam area yang sakit
pada air hangat
§ Berikan ruangan hangat,
bebas aliaran udara contoh ventilasi, pendingin ruangan, pertahankan pintu
tertutup sesuai indikasi
§ Pantau efek obat dan
tindakan
Kolaborasi
§ Berikan obat sesuai
indikasi
§ Siapkan intervensi bedah
bila diindikasikan
|
§ Perubahan berat/lamanya
dapat mengindikasikan kemajuan proses penyakit/terjadinya komplikasi
§ Pengetahuan timbulnya
meknisme nyeri memungkinkan pasien melakukan intervensi efektif untuk
meminimalkan kekambuhan
§ Vasokontriksi dibatasi
karena menyebabkan kerusakan jaringan dan gangrene
§ Meningkatkan relaksasi/
focus perhatian untuk membantu pemutusan stress/cemas/siklus stress, yang
memperburuk respons vasokontriksi dan peningkatan nyeri
§ Metode ini menghangatkan vasodilatasi,
menghentikan vasospasme
§ Menghilangkan factor
lingkungan yang mencetuskan serangan
§ Respon individu terhadap
terapi mungkin tak adekuat untuk mengontrol penyakit atau dapat menghasilkan
efek samping, mengindikasikan perunya perubahan program
§ Penggunaan
vasodilator/antihieprtensi dapat menghilangkan vasopspasme dan menurunkan
nyeri
§ Simpatektomi kadang-kadamg
dilakukan bila hilangnya gejala berat tidak didapat dengan metode lain
|
Sabtu, 04 Mei 2013
ASKEP INFEKSI POSPARTUM
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan dan KH
|
Interveni
|
Rasional
|
1.
|
Risiko tinggi terhadap
penyebaran infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan yang trauma,
vaskularisasi tinggi pada area yang sakit ditandai dengan:
DS :
·
Klien mengatakan membersihkan
perinium dari belakang ke depan
·
Klien mengatakan nyeri
abdomen bawah
·
Klien mengatakan ketuban
pecah lama
DO :
·
S : 38,90C
·
TD : 100/60 mmHg
·
N : 94x/menit
·
P : 28x/menit
·
Klien tampak menggigil
·
Lokea sedikit berbau dan
banyak
·
Warna ketuban agak kehijauan
|
Tujuan:
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, penyebaran infeksi tidak terjadi
KH :
·
Klien dapat membersihkan
perineum dari depan ke belakang
·
Nyeri (-)
·
Menggigil (-)
·
Lokea tidak berbau
·
S : 370C
·
TD : 110/80 mmHg
·
N : 80x/menit
·
P : 18x/menit
|
Mandiri:
1.
Tinjau ulang catatan
pranatal, intrapartum, dan pascapartum
2. Pertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk staf, klien,
dan pengunjung
3. Berikan dan instruksikan klien dalam hal pembuangan linen
terkontaminasi, balutan, chux, dan pembalut dengan tepat
4. Demonstrasikan/anjurkan pembersihan perinium yang benar setelah
berkemih dan defekasi, dan sering mengganti pembalut
5. Pantau suhu, nadi dan pernafasan. Perhatikan adanya menggigil atau
laporkan anoreksia atau malaise
6. Observasi/catat tanda infeksi lain
7. Anjurkan posisi semi fowler
8. Anjurkan bahwa ibu menyusui secara periodik memeriksa mulut bayi
terhadap adanya bercak putih
Kolaborasi :
1. Anjurkan penggunaan pemanasan yang lembab dalam bentuk rendam duduk dan
untuk pemanasan yang kering dengan menyinari perineal selama 15 menit, 2-4
kali sehari
2. Demonstrasikan penggunaan krim antibiotik perineum sesuai kebutuhan
3. Pantau pemeriksaan laboratorium, sesuai indikasi :
- Kultur/sensitivitas
4. Berikan obat-obatan sesuai indikasi :
- Antibiotik
- Oksitosik
|
Mandiri:
1.
Mengidentifikasi
faktor-faktor yang menempatkan klien pada kategori risiko tinggi penyebaran
infeksi pascapartum
2.
Membantu mencegah kontaminasi
silang
3. Mencegah penyebaran infeksi
4. Pembersihan melepaskan kontaminan urinarius/fekal. Penggantian pembalut
menghilangkan media lembab yang menguntungkan pertumbuhan bakteri
5. Peningkatan tanda vital
menyertai infeksi; fluktuasi, atau perubahan gejala, menunjukkan perubahan
pada kondisi klien
6. Memungkinkan identifikasi awal dan tindakan; meningkatkan resolusi
infeksi
7. Meningkatkan aliran lokea dan drainase uterus/pelvis
8. Sariawan oral pada bayi baru lahir adalah efek samping umum dari terapi
antibiotik ibu
Kolaborasi :
1. Air meningkatkan pembersihan. Panas mendilatasi pembuluh darah
perineum, meningkatkan aliran darah lokal dan meningkatkan pemulihan
2. Membasmi organisme infeksius lokal, menurunkan risiko penyebaran
infeksi
3. Mengidentifikasi proses infeksius, organisme penyebab, dan agen
antimikroba yang tepat
4.
- Menyerang organisme patogen, membantu mencegah penyebaran infeksi dari
jaringan sekitar dan aliran darah
- Meningkatkan kontraktilitas miometrium untuk memundurkan penyebaran
infeksi bakteri melalui dinding uterus, serta membantu pengeluaran bekuan dan
fragmen plasenta yang tertahan
|
2.
|
Hipertemia
Peningkatan laju metabolisme,
penyakit
DS :
·
Klien mengatakan badannya
terasa panas
DO:
·
S : 38,90C
·
Klien tampak menggigil
·
Klen tampak berkeringat
|
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, suhu tubuh dalam rentang normal
KH :
Suhu : 36,5 – 37,50C
|
1. Kaji TTV
2. Pantau suhu klien
(derajat dan pola), perhatikan menggigil atau diaphoresis
3. Pantau suhu lingkungan,
batasi/ tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi dalam
pemberian antipiretik (aspirin, asetaminofen)
|
1.
Tanda tanda vital menunjukan perkembangan kondisi klien
2.
Suhu 38,90-
41, 10C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam
dapat membentuk dalam diagnosis.
3.
Suhu ruangan atau
jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal
Kolaborasi
1. Pemberian antipiretik membantu dalam menurunkan suhu tubuh
|
3.
|
Nyeri (akut) berhubungan dengan respon tubuh terhadap agen
tidak efektif, sifat infeksi ditandai dengan :
DS :
·
Klien mengatakan nyeri
abdomen bawah
·
Klien mengatakan nyerinya
hilang timbul
DO :
·
Klien tampak sering memegang
perutnya
·
Skala nyeri 4
·
Lemas
·
Pucat
·
S : 38,90C
·
TD : 100/60 mmHg
·
N : 94x/menit
·
P : 28sx/menit
|
Tujuan:
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, nyeri dapat berkurang
KH :
·
Nyeri (-)
·
Lemas (-)
·
Pucat (-)
·
S : 370C
·
TD : 110/80 mmHg
·
N : 80x/menit
·
P : 18x/menit
|
Mandiri :
1. Kaji lokasi dan sifat ketidaknyamanan atau nyeri
2. Berikan instruksi mengenai, membantu, mempertahankan kebersihan dan
kehangatan
3. Instruksikan klien dalam melakukan teknik relaksasi; memberikan
aktivitas pengalih seperti radio, televisi, atau membaca
4. Anjurkan kesinambungan menyusui saat kondisi klien memungkinkan.
Karenanya anjurkan dan instruksikan dalam pengunaan pompa payudara listrik
atau manual
kolaborasi :
1. Berikan analgesik atau antipiretik
2. Berikan kompres panas lokal dengan menggunakan lampu pemanas atau
rendam duduk sesuai indikasi
|
Mandiri :
1. Membantu dalam mendiagnosa banding keterlibatan jaringan pada proses
infeksi
2. Meningkatkan kesejahteraan umum dan pemulihan. Menghilangkan
ketidaknyamanan berkenaan dengan menggigil
3. Memfokuskan kembali perhatian klien, meningkatkan perilaku yang positif
dan kenyamanan
4. Mencegah ketidaknyamanan dari pembesaran payudara; meningkatkan
keadekuatan suplai ASI pada klien menyusui
Kolaborasi :
1. Menurunkan ketidaknyamanan dari infeksi
2. Kompres panas meningkatkan vasodilatasi, meningkatkan sirkulasi pada
area yang sakit dan meningkatkan ketidaknyamanan lokal
|
4.
|
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat ditandai dengan :
DS :
·
Klien mengatakan tidak nafsu
makan
·
Klien mengatakan makanannya
habis setengah porsi
·
Klien mengatakan mual dan
muntah
DO :
·
Pucat
·
Lemas
·
Hb : 9 g/dl
|
Tujuan:
Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, nutrisi kembali adekuat
KH :
·
Klien mengatakan makanan
habis 1 porsi
·
Klien mengatakan nafsu makan
bertambah
·
Mual (-)
·
Muntah (-)
·
Hb : 11 g/dl
|
Mandiri :
1. Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi, dan vitamin C bila
masukan oral dibatasi
2. Tingkatkan masukan sedikitnya 2000ml/hari jus, sup, dan cairan nutrisi
lain
3. Anjurkan tidur/istirahat adekuat
Kolaborasi :
1. Berikan cairan/nutrisi parenteral, sesuai indikasi
2. Berikan preparat zat besi dan/atau vitamin, sesuai indikasi
|
Mandiri :
1. Protein membantu meningkatkan pemulihan dan regenerasi jaringan baru.
Zat besi perlu untuk sintesis Hb. Vitamin C memudahkan absorpsi zat besi dan
perlu untuk sintesis dinding sel
2. Memberikan kalori dan nutrien lain untuk memenuhi kebutuhan metabolik
serta menggantikan kehilangan cairan, karenanya meningkatkan volume cairan
sirkulasi
3. Menurunkan laju metabolisme,
memungkinkan nutrien dan oksigen untuk digunakan dalam proses pemulihan
Kolaborasi :
1. Mungkin perlu untuk mengatasi dehidrasi, menggantikan kehilangan
cairan, dan memberikan nutrien yang perlu bila masukan oral dibarasi
2. Bermanfaat dalam memperbaiki anemia atau defisiensi bila ada
|
5
|
Ketidakmampuan menjadi orang
tua berhubungan dengan DS :
·
Klien mengatakan tidak bisa
melihat bayinya setiap saat
·
Klien mengatakan tidak bisa
merawat bayinya karena sakit
·
Klien mengatakan memberikan
ASI melalui botol/dot
DO :
·
Lemas
Sedih
|
Tujuan :
Setelah dilakukan Intervensi selama 3 x 24 jam klien
mampu menunjukkan kenyamanan peran sebagai orang tua
KH :
·
Menunjukan tanggung jawab
untuk perawatan fisik dan emosional terhadap bayi baru lahir , n
·
Mengekspresikkan
kenyamann denagn peran menjadi orang tua
|
1. Berikkan kesempatan
untuk kontak ibu-bayi kapan saja memungkinkan. Tempatkan gambar bayi di
samping tempat tidur klien, khususnya bila kebijakkna rumah sakit memerlukan
pemisahan bayi dari ibu selama periode demam.
2. Pantau respon emosi
klien terhadap penyakit dan pemisahan dari bayi, seperti depresi dan marah
3. Anjurkan klien
untuk menyusui bayi bila mungkin dan meningkatkan partisispasinnya dalam
perawatan bayi saat infeksi teratasi.
4. Observasi interaksi
ibu-bayi
5. Buat rencana untuk
tindak lanjut evaluasi yang tepat terhadap interaksi/ respons ibu-bayi.
|
1. Memfasilitasi
kedekatan, mencegah klien terlibat ke dalam preokupasi-diri terhadap
pemisahannya dari bayi
2. Harapan normal
adalah periode pascapartum tidak terkomplikasi dengan unit keluarga ynag
utuh.
3. Keberhasilan dalam
menyelesaikkan tugas-tugas perawatan bayi meningkatkan pandanagna dan
kedekatan klien dengan bayi.
4. Memeberikkan informasi mengenai status proses perhatian
dan kebutuhan-kebutuhan klien.
5. Memberikkan sumber
dan dukungan untuk klien, bermanfaat daalm mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan klien.
|
Langganan:
Postingan (Atom)