Jumat, 15 Maret 2013

ASKEP DEPRESI POST PARTUM


A.      Epidemiologi
Post partum blues adalah gangguan suasana hati yang dialami oleh sekitar 50 % wanita dalam 3 sampai 6 hari setelah melahirkan (kendell dkk, 1987) terdapat bukti bahwa kemurungan (blues) ini dipicu oleh turunnya progesterone (Harris dkk, 1994) yang terjadi untuk sementara waktu dan akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Hansen, Jones berdasarkan hasil studinya di Amerika Serikat, menjelaskan bahwa penderita postpartum blues berkisar antara 75% - 80% ibu sesudah melahirkan. Meskipun postpartum blues dianggap sebagai hal yang normal pada ibu dalam menjalani peran barunya dan biasanya menghilang dalam beberapa hari setelah melahirkan, sejumlah wanita memiliki gejala yang lebih buruk atau lebih lama yang disebut depresi postpartum dengan jumlah bervariasi dari 5% hingga lebih dari 25% setelah ibu melahirkan (Daw dan Steiner dalam Bobak dkk., 1994, h.665).
B.     Definisi
Post partum blues ini dikategorikan sebagai sindroma gangguan mental yang ringan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosa dan tidak ditatalaksana sebagai mana seharusnya akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak menyenangkan dan dapat membuat perasaan tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya , dan bahkan kadang-kadang gangguan ini dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca salin yang mempunyai dampak lebih buruk terutama dalam masalah hubungn perkawaninan dengan suami dan perkembangan anaknya. (Harris dkk, 1994)
C.      Etiologi
Penyebab baby blues atau postpartum blues masih belum dapat diterangkan secara jelas. Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab adalah faktor paritas, hormonal, umur, dan latar belakang psikososial.
·         Faktor paritas adalah riwayat obstetri dan komplikasi yang meliputi riwayat hamil sampai melahirkan sebelumnya.
·         Faktor hormonal adalah kadar hormone progesteron yang naik dan estrogen yang menurun secara cepat setelah melahirkan.
·         Faktor umur adalah umur saat kehamilan dan melahirkan yang berkaitan dengan kesiapan mental untuk menjadi seorang ibu.
·         Faktor latar belakang psikososial meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan dan memadai tidaknya dukungan social lingkungan (suami, keluarga dan teman) (Munawaroh, 2008).
·         Penelitian Munawaroh (2008) menyimpulkan bahwa kejadian melahirkan sectio caesaria lebih berisiko mengalami baby blues syndrome daripada postpartum normal, maka kepada ibu sectio caesaria perlu diberikan dukungan fisik dan psikologis dalam pencegahan baby blues syndrome, dengan alasan lama perawatan sectio caesaria. 
D.        Komplikasi
1.      Gangguan jiwa dapat meliputi munculnya gejala:
·         waham
·         halusinasi
·         kerusakan psikoafektif
2.      Risiko bunuh diri/mencederai diri
3.      Risiko mencederai anak
E.  Pemeriksaan
Tidak ada yang pasti untuk menyakinkan diagnosis depresi postpartum, hanya dibuat berdasarkan penilaian secara klinik.
F.   Asuhan keperawatan
NO
DX. keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Ansietas b.d krisis situasional ditandai dengan klien merasa gelisah tanpa sebab, cemas
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam
 klien dapat mengetahui dan berdiskusi tentang rasa takutnya
KH :
1.      Klien menunmjukan relaksasi dan melaporkan berkurangnya ansietas
2.      Menunjukian cara-cara sehat dalam mengatasi ansietrasnya
3.      Menunjukan pemecahan masalah
1)      Pahami rasa takut klien. Lakukan observasi validasi

2)      Nyatakan realita dari sityuasi seperti apa yang dilihat pasien,tanpa mempertanyaakan apa yang dipercaya

3)      Evaluasi mekanisme koping selama digunakan untuk menghadapi perasaan atau anvcaman yang sesungguhnya
4)      Ulangi mekanisme koping yang digunakan pada masa lalu dalam memecahkan masalah
5)      Pertahankan kontak sering dengan orang terdekat. Selalu bersedia mendengarkan dan berbicara jika dibutuhkan
Kolaborasi :
1)      Tanyakan orang terdekat untuk mengidentifikasi apa yang tejadi
2)      Gunakan sentuhan terapeutik
1)      Perasaan adalah nyata dan membantu pasien untuk terbuka sehingga dapatt mendiskusikan pa yang pasien rasakan
2)      Pasien mungkin perlu menolak realitas sampai siap untuk mengahadapinya. Sanngat tidak berguna untuk memaksa klienn menghadapi kenyataannya
3)      Mungkin dapat menghadapi situasi pada masa itu sehingga kloien mampu menggunakannya untuk nmasalah yang dihadapinya


4)      Member kesempatan membngun sumber-sumber yang dapat digunakan secara baik oleh pasien/orang terdekat

5)      Dapat memantapkan hunbungan, meningkatkan ekspresi perasaan dan membantu pasien/orang terdekat untuk melihat realitas


1)      Membantu dalam mengidentifikasi wilayah diman terdapat control dan juga tidak dapat control
2)      Membantu memenuhi kebutuhan dasr manusia. Penurunan raa terisolasi dan membantu pasien merasakan perasaan khuatir
2
Gangguan pola tidur b.d respon hormonal dan psikologis (ansietas) ditandai dengan klien mengeluh sulit tidur
Tuijuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam

Menidentifikasi penilaian untuk mengakomodasi perubahan yang diperlukan dengan kebutuhan terhadap anggota keluarga baru, melaporkan peningkatan rasa sejaterah dan istirahat.
Kh : Klien melaporkan perbaikan da;laam pola tidur
·      Melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan segar
1.      Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat



2.      Kaji factor-faktor bila ada yuang mempengaruhi tidurnya

3.      Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat setelah kembali ke rumah
4.      Kaji lingkungan rumah, dan bantuan di rumah.



1.      Persalinan atau kelahiran yang lama dan sulit, khususnya bila ini terjadi malam meningkatkan tingakt kelelahan.
2.      Membantu meningkatkan istirahat, tidur dan relaksasi dan menurunkan rangsangan.
3.      Rencana yang kreatif yang membolehkan unruk tidur dengan bayi lebih awal serta tidur siang membantu untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

4.      Multipara dengan anak dirumah memerlukan tidur lebih banyak dirumah sakit untuk mengatasi kekurangan tidur dan memenuhi kebutuhannya
3
Resiko terhadap perubahan menjadi orangtua b.d pengaruh komplikasi fisik dan emosionak ditandai dengan klien merasa kurang saying kepada anaknya
Tujuan : Mengungkapkan masalah dan pertanyaan tentang menjadi orang tua, mendiskusikan peran menjadi orang tua secara realistis, dan secara aktif mulai melakukan tugas perawatan bayi baru lahir dengan tepat.

KH :
·      Mengungkapkan pemahaman akan prilaku bayi,status fisik dan kebutuhan perawatan
·      Beradaptasi dalam pewrawatan bayi
·      Mendemonstrasikan penguasaan aktifitas perawatan bayi
1.      Berikan doronmgan untuk setiap tugas yang diselesaika

2.      Berikan informasi mengenai perawatan bayi dirumah

3.      Kaji kekuatan,kelemahan usia,sytatus perkawinan,ketersediaan sumber pendukung dan latarbelakang budaya
4.      Evaluasi sifat dari menjadi orangtua secara emosi dan fisik yng pernah dialami klien selama kanak0-kanak
1.      Meningkatkan kepercayaan diri orangtrua  dalam kemampuan meraka merawat bayi

2.      Membantu orangtua meningkatkan kompetensi  dan kenyamanan merawat bayi

3.      Menidentifikasi factor-faktor resiko dan sumber-sumber pendukung, yang mempengaruhi





4.      Menidentifikasi factor-faktor resiko dan sumber-sumber pendukung, yang mempengaruhikemampuan klien/pasangan untuk menerima tantangan peran menjadi orang tua. kemampuan klien/pasangan untuk menerima tantangan peran menjadi orang tua.



DAFTAR PUSTAKA

 Marshall, Fiona. 2004. Depresi Pasca Melahirkan. Jakarta: Arcan

AtmaJaya Medical Education on Reproductive and Addictive. 2008. Depresi Setelah Melahirkan, Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasinya?.


Doenges, Marilynn. E & Mary Frances Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman Untuk perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien Edisi 2 . Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar