Senin, 10 Februari 2014

LAPORAN PENDAHULUAN STROKE


STROKE
A.  Pengertian
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak yang diakibatkan oleh penyakit serebrovaskuler yang berlangsung lama (Smeltzer, 2002). Sedangkan menurut Batticaca (2008) stroke merupakan suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.
B.  Etiologi
Menurut Smeltzer (2002) penyebab stroke biasanya karena salah satu diantara empat dibawah ini:
1.    Trombosis di dalam pembuluh darah otak
2.    Embolisme serebral
3.    Iskemia (kurangnya suplai oksigen menuju otak)
4.    Pecahnya pembuluh darah di otak
C.  Jenis stroke
Pembagian stroke menurut Batticaca (2008) yaitu:
1.    Stroke iskemik (infark atau kematian jaringan)
Stroke iskemik sebagian besar merupakan komplikasi dari penyakit vaskular, yang ditandai dengan gejala penurunan tekanan darah yang mendadak, takikardia, pucat, dan pernapasan yang tidak teratur. Serangan sering terjadi pada usia 50 tahun atau lebih dan biasanya terjadi pada malam hari hingga pagi hari.
a.    Trombosis pada pembuluh darah otak
b.    Emboli pada pebuluh darah otak
2.    Stroke hemoragik
Stroke hemoragik umumnya disebabkan oleh adanya perdarahan intrakranial dengan gejala peningkatan tekanan darah sistole >200 mmHg pada hipertonik dan 180 mmHg pada normotonik, bradikardia, wajah keunguan, sianosis, dan pernapasan mengorok. Serangan sering terjadi pada usia 20-60 tahun dan biasanya timbul setelah beraktivitas fisik atau karena psikologis.
a.    Perdarahan intraserebral
Gejala: nyeri kepala hebat karena hipertensi, serangan terjadi saat beraktivitas, mual dan muntah pada permulaan serangan, hemiparesis atau hemiplegia terjadi sejak awal serangan, kesadaran menurun cepat dan menjadi koma (65% terjadi kurang dari ½ jam-2 jam, < 2% terjadi setelah 2 jam-9 hari).
b.    Perdarahan subarakhnoid
Gejala: nyeri kepala hebat dan mendadak, kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi, ada gejala atau tanda meninggal, papiledema terjadi bila ada perdarahan subarakhnoid karena pecahnya aneurisma pada arteri komunikans anterior atau arteri karotis interna.
D.  Manifestasi klinis
1.    Stroke hemoragik
-       Defisit neurologis mendadak, didahului gejala prodromal yang terjadi saat istirahat atau bangun pagi
-       Kadang tidak terjadi penurunan kesadaran
-       Terjadi terutama usia >50 tahun
-       Gejala neurologis tergantung area dan berat ringannya gangguan pembuluh darahnya.
2.    Stroke akut
-       Kelumpuhan wajah atau anggota badan yang timbul mendadak
-       Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan
-       Perubahan mendadak pada status mental (delirium, konfusi, letargi, stupor, atau koma)
-       Afasia/ tidak lancar bicara
-       Disartia/ pelo
-       Ataksia (anggota badan tidak tepat pada sasaran)
-       Vertigo
(Batticaca, 2008)
E.  Faktor risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke menurut Ginsberg (2008) diantaranya:
1.    Umur
2.    Riwayat penyakit vaskuler dalam keluarga
3.    Hipertensi
4.    Diabetes melitus
5.    Merokok
6.    Alkoholik
7.    Hiperkolesterolemia
F.  Pemeriksaan diagnostik
1.    Pemeriksaan klinis melalui anamnesis dan pengkajian fisik neurologis
-       Riwayat penyakit sekarang (kapan timbul, lama serangan, gejala yang timbul)
-       Riwayat penyakit dahulu (hipertensi, jantung, DM)
-       Riwayat penyakit keluarga
-       Aktivitas (sulit aktivitas, kehilangan sensasi penglihatan, gangguan tonus otot, gangguan tingkat kesadaran)
-       Sirkulasi (hipertensi, jantung, GGK)
-       Makanan/cairan (nafsu makan berkurang, mual, muntah pada fase akut, obesitas sebagai faktor risiko)
-       Neurosensorik (sinkop, vertigo, sakit kepala, afasia, reaksi pupil tidak sama, hilang rasa sensorik, penglihatan berkurang/ganda)
-       Kenyamanan (sakit kepala dengan intensitas yang berbeda, gelisah)
-       Pernapasan (merokok sebagai faktor risiko, batuk)
-       Interaksi sosial (masalah bicara, tidak mampu komunikasi)
2.    Pemeriksaan penunjang
-       Angiografi serebral, membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik misalnya pertahanan atau sumbatan arteri.
-       CT-scan, mengetahui adanya tekanan normal dan adanya trombosis, emboli serebral, dan tekanan intrakranial
-       MRI (Magnetic Resonance Imaging), menunjukkan daerah infark, perdarahan, malformasi arteriovena
-       USG doppler, mengidentifikasi penyakit arteriovena dan arterosklerosis
-       EEG (elektroensefalogram), mengidentifikasi masalah gelombang otak dan memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
3.    Pemeriksaan laboratorium
-       Darah rutin
-       Gula darah
-       Urine rutin
-       Cairan serebrospinal
-       AGD
-       Biokimia darah
-       Elektrolit
G.  Komplikasi
Menurut Corwin (2009), komplikasi yang dapat timbul akibat dari stroke adalah sebagai berikut:
1.    Gangguan otak yang berat
2.    Kematian
H.     Pencegahan stroke
1.    Hindari merokok, kopi, dan alkohol
2.    Pertahankan BB ideal
3.    Batasi intake garam bagi penderita hipertensi
I.     Penatalaksanaan medis
1.    Stroke hemoragik
a)    Terapi stroke hemoragik pada serangan akut
-       Saran operasi diikuti dengan pemeriksaan
-       Pengawasan TD
-       Kontrol adanya edema yang dapat menyebabkan kematian jaringan otak
-       Terapi antifibrinolitik untuk meningkatkan mikrosirkulasi dosis kecil
·      Aminocaproic acid 100-150 ml% dalam cairan isotonik 2 kali selama 3-5 hari, kemudian 1 kali selama 1-3 hari
·      Antagonis untuk pencegahan permanen: Gordox dosis pertama 300.000 IU kemudian 100.000 IU 4 kali per hari IV, Contrical 2 kali per hari selama 5-10 hari
·      Natrii Etamsylate 250 mg sampai 10 hari
·      Kalsium mengandung obat: Rutinium, Vicasolum, Ascorbicum
-       Profilaksis vasospasme
·      Calcium-channel antagonis (Nimotop 50 ml selama 10-14 hari)
·      Awasi peningkatan TD sistolik, koreksi gangguan irama jantung, terapi penyakit jantung komorbid
·      Profilaksis hipostatik pneumonia, emboli pulmonal. Lakukan perawatan respirasi, jantung, penatalaksanaan cairan dan elektrolit, kontrol terhadap tekanan edema jaringan otak dan peningkatan TIK
·      Terapi infus, pemantauan AGD, keseimbangan asam basa, pemeriksaan biokimia darah
·      Berikan dexason (pada kasus tanpa DM, perdarahan internal) atau osmotik diuretik (manitol 15% 299 mg IV diikuti oleh 20 mg lasix minimal 10-15 hari)
J.  Penatalaksanaan keperawatan
1.    Pengkajian
-       Perubahan sensori
-       Perubahan pergerakan
-       Defisit neurologis menandakan adanya edema atau perdarahan serebral
-       Perubahan neurologis melalui pengkajian GCS
-       Riwayat penyakit masa lalu
-       Tanda vital
-       Perubahan fungsi sensorik, motorik, pupil, kesulitan bernapas, perkembangan visual, afasia
-       Hemiplegia, aktivitas
2.    Diagnosa keperawatan
-       Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan TIK
-       Kerusakan mobilitas fisik b.d gangguan neurovaskuler
-       Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan sirkulasi serebral
-       Defisit perawatan diri b.d paralisis, hemiparesis
-       Risiko penurunan curah jantung b.d kerusakan pada jaringan otak




Daftar pustaka:
Batticaca, Fransiska B. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika. 2008
Corwin, Elizabeth J. Patofisiologi: Buku Saku. Jakarta: EGC. 2009
Ginsberg, Lionel. Lecture Notes: Neurologi. Edisi Kedelapan. Alih bahasa Indonesia: Indah Retno Wardhani. Jakarta: Erlangga. 2008
Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC. 2002